INFRASTRUKTUR PARAKAN-BULU

1. Fasilitas
a. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum
Setiap kecamatan telah memiliki kantor kecamatan dan kantor desa. Namun masih ada beberapa kantor desa yang memiliki kondisi buruk, seperti di Desa Wonotirto, Kecamatan Bulu, sedangkan kantor desa yang ada di Kecamatan Parakan sudah dalam kondisi yang baik. Untuk pelayanan umum, pada Kecamatan Parakan telah terdapat sebuah kantor pos di Kelurahan Parakan Kauman sedangkan Kecamatan Bulu belum memiliki kantor pos.
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B dan Kelompok 5A, 2014
Kantor Desa Wonotirto Kecamatan Bulu dan 
Kantor Desa Dangkel Kecamatan Parakan


b.  Sarana Pendidikan dan Pembelajaran
Untuk kelengkapan sarana pendidikan, Kecamatan Bulu dan Kecamatan Parakan telah memiliki sarana yang cukup lengkap. Hal ini terlihat dari tersedianya seluruh jenjang mulai dari pendidikan dasar hingga menengah pada kedua kecamatan tersebut. Namun untuk jumlah, sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Bulu tidak sebanyak sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Parakan. Jumlah SMP pada Kecamatan Bulu hanya berjumlah 3 sedangkan pada Kecamatan Parakan berjumlah 6. Begitupula untuk SMA, pada Kecamatan Bulu hanya terdapat 1 sedangkan pada Kecamatan Parakan terdapat 4 sekolah, baik negeri maupun swasta.


Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5A, 2014
SMPN 1 Parakan
c. Sarana Kesehatan
Untuk sarana kesehatan berupa puskesmas, di Kecamatan Bulu terdapat 1 puskesmas dan 2 puskesmas pembantu dan di Kecamatan Parakan terdapat 2 puskesmas dan 2 puskesmas pembantu. Hal ini menunjukkan bahwa penyediaan sarana yang ada di Kecamatan Parakan masih lebih lengkap jika dibandingkan dengan Kecamatan Bulu. Sedangkan untuk ketersediaan rumah sakit, kedua kecamatan ini telah memiliki masing-masing satu rumah sakit, yakni RS PKU Muhammadiyah pada Kecamatan Bulu dan RS Ngesti Waluyo pada Kecamatan Parakan.

Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B dan Kelompok 5A, 2014
Puskesmas Kecamatan Bulu dan Desa Traji Kecamatan Parakan

d. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan yang ada di Kecamatan Bulu dan Kecamatan Parakan sudah cukup lengkap. Kedua kecamatan ini sudah memiliki sarana peribadatan berupa masjid, gereja, dan vihara. Namun, Kecamatan Parakan memiliki satu buah klenteng yang terletak di Kelurahan Parakan Wetan sedangkan Kecamatan Bulu tidak memiliki sarana peribadatan berupa klenteng.
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B dan Kelompok 5A, 2014
Masjid di Desa Bansari Kecamatan Bulu dan 
Masjid di Desa Campursalam Kecamatan Parakan

e. Sarana Perdagangan dan Jasa
Untuk sarana perdagangan dan jasa, kedua kecamatan ini sudah memiliki pasar, yaitu Pasar Legi yang berada di Kecamatan Parakan, tepatnya di Kelurahan di Parakan Kauman dan Pasar Ngimbrang yang berada di Kecamatan Bulu, Tepatnya di Desa Ngimbrang. Namun untuk jangkauan pelayanan, Pasar Legi memiliki jangkauan yang lebih luas hingga mencapai Kledung dan Bansari sedangkan Pasar Ngimbrang hanya mencakup Kecamatan Bulu. Selain pasar, Kecamatan Parakan memiliki kawasan perdagangan berupa pecinan yang identik dengan lokasi perdagangan bagi etnis cina sedangkan Kecamatan Bulu tidak memiliki kawasan semacam itu, sedangkan Kecamatan Bulu tidak memiliki kawasan tersebut.



f. Sarana Kebudayaan dan Rekreasi
Pada Kecamatan Parakan, terdapat sebuah klenteng yang dapat dijadikan sebagai pusat kebudayaan cina dan sarana rekreasi. Klenteng tersebut sering dijadikan sebagai sarana rekreasi, terutama saat ada upacara  peribadatan atau peringatan hari besar sehingga diadakan acara pertunjukkan pada klenteng tersebut. Pengunjung yang datang bukan hanya dari Kecamatan Parakan, namun juga berasal dari daerah lain. Sedangkan untuk Kecamatan Bulu, tidak ada lokasi yang dijadikan sebagai sarana kebudayaan dan rekreasi bagi masyarakatnya.





g. Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olahraga
Penyediaan sarana ruang terbuka dan lapangan olahraga di Kecamatan Bulu dan Kecamatan Parakan sudah cukup banyak. Hampir seluruh desa pada Kecamatan Bulu dan Kecamatan Parakan telah memiliki lapangan olahraga  berupa lapangan sepak bola. Lapangan ini sering digunakan oleh masyarakat untuk bermain atau mengadakan acara. Namun untuk sarana berupa taman masih belum ada pada kedua kecamatan ini.
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5A dan Kelompok 5B, 2014
Lapangan Sepak Bola di Desa Campursalam, Parakan dan 
Lapangan Sepak Bola di Desa Bansari, Bulu

2. Jaringan
a. Jaringan Jalan
Jaringan jalan yang ada di Kecamatan Bulu dan Kecamatan Parakan keduanya dilalui oleh jalur utama dari dan menuju Temanggung. Namun, untuk Kecamatan Bulu hanya dilalui olah jalur yang menghubungkan Parakan-Temanggung sedangkan Kecamatan Parakan dilalui oleh jalur yang menghubungkan Temanggung-Kledung-Wonosobo, Temanggung-Ngadirejo-Kendal, dan Parakan-Temanggung via Bulu ataupun Kedu.
Berikut ini merupakan peta status jalan Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu.














Pada Kecamatan Bulu, desa yang dilalui oleh jalan kolektor yang menghubungkan Parakan-Temanggung adalah Desa Danupayan, Ngimbrang, Bulu, dan Campursari. Sedangkan pada Kecamatan Parakan, desa yang dilalui oleh jalan kolektor yang menghubungkan Temanggung-Kledung adalah Desa Wanutengah, Parakan Wetan, Parakan Kauman, dan Caturanom.




b. Drainase
Untuk jaringan drainase, Kecamatan Bulu dan Parakan memiliki sungai yang berfungsi sebagai drainase primer. Namun, sungai yang terdapat di Kecamatan Bulu tidak sebesar sungai yang ada di Kecamatan Parakan, khususnya Sungai Galeh yang alirannya berasal dari Gunung Sumbing. Sungai tersebut sering menyebabkan bencana seperti banjir dan longsor. 
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5A, 2014
Aliran Sungai Galeh, Parakan yang Menyebabkan Erosi
c. Sanitasi
Untuk penyediaan sanitasi, sebagian masyarakat telah memiliki MCK pribadi. Hal ini berlaku pada kedua kecamatan. Namun, MCK komunal tetap terdapat pada beberapa desa seperti pada Desa Traji di Kecamatan Parakan. Namun, pada Kecamatan Bulu, belum ada MCK umum yang khusus dibangun untuk memenuhi kebutuhan sanitasi masyarakat Kecamatan Bulu. Untuk mendapatkan MCK umum, mayarakat Kecamatan Bulu hanya memanfaatkan toilet umum yang ada di masjid dan sebagainya.
Sumber: Hasil observasi Kelompok 5A, 2014
Sendang Sidhukun, Desa Traji, Kecamatan Parakan
d. Jaringan Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih, sebagian besar masyarakat Kecamatan Parakan menggunakan sumur dan masyarakat Kecamatan Bulu menggunakan mata air. Hal ini dapat disebabkan karena pelayanan PDAM hanya baru menjangkau sebagian desa saja. Pada Kecamatan Bulu, desa yang menggunakan PDAM hanya Desa Campursari, Desa Ngimbrang, Desa Bulu, dan Desa Danupayan. Sedangkan pada Kecamatan Parakan, layanan PDAM telah  menjangkau lebih banyak desa, seperti Desa Caturanom, Campursalam, Mandisari, Dangkel, Tegalroso, Wanutengah, Traji, Parakan Kauman, dan Parakan Wetan.

e. Jaringan Persampahan
Jaringan persampahan yang ada pada Kecamatan Parakan memiliki sistem pengangkutan oleh petugas secara berkala. Namun, belum seluruh desa memiliki sistem tersebut. Sistem tersebut hanya dilakukan pada desa atau keluaran yang memiliki sifat perkotaan. Masih banyak pula desa yang lebih memilih untuk membakar sampahnya, membuangnya di pinggir jalan, atau membuangnya ke sungai karena petugas pengangkut sampah belum melayani daerah mereka. Hal ini juga terjadi pada jaringan persampahan yang ada di Kecamatan Bulu. Pengangkutan sampah oleh petugas hanya dilakukan pada beberapa desa yang berada sepanjang jalan kolektor saja.

f. Jaringan Listrik
Jaringan listrik yang ada di Kecamatan Bulu dan Kecamatan Parakan telah menjangkau seluruh desa yang ada. Jaringan listrik Kecamatan Bulu dan Kecamatan Parakan berasal dari PLN. Untuk menjangkau daerah-daerah yang memiliki kelerengan curam dan cenderung terpencil, masyarakat lebih memilih untuk melakukan sambungan listrik dari rumah lain yang telah teraliri listrik daripada untuk membuat jaringan baru. Hal ini dikarenakan untuk membuat jaringan baru, diperlukan prosedur yang cukup rumit, seperti pembangunan satu tiang yang minimal harus menjangkau 5 rumah dengan daya minimal 2200 VA per tiang yang dibangun.
Sumber: Hasil observasi Kelompok 5A, 2014
Jaringan listrik di Desa Sunggingsari, 
Kecamatan Parakan
g. Jaringan Telekomunikasi
Masyarakat lebih memilih untuk menggunakan telepon seluler daripada menggunakan layanan telepon kabel. Hal ini dikarenakan penggunaan telepon seluler dianggap lebih mudah dan praktis daripada menggunakan telepon kabel. Meskipun begitu, jaringan Telkom telah menjangkau Kecamatan Parakan sejak tahun 60-an. Namun, pelayanan telepon kabel belum menjangkau daerah yang berada di pelosok karena adanya berbagai kendala seperti kondisi fisik yang berbukit. 

h. Jaringan Transportasi

Untuk jaringan transportasi, Kecamatan Parakan memiliki moda transportasi umum informal berupa andong atau dokar atau delman. Angkutan tradisional ini melayani lokal Parakan, khususnya Parakan Kauman dan Parakan Wetan. Untuk Kecamatan Bulu, moda transportasi yang ada hanya berupa angkutan umum dan dari transportasi informal hanya terdapat ojek dan angkutan pick up.
Andong yang ada di Kecamatan Parakan juga dapat menjadi salah satu keunikan yang ada di Kecamatan Parakan karena tidak semua kecamatan memiliki kendaraan tradisional yang masih beroperasi hingga saat ini.






Powered by Blogger.